Senin, 18 Maret 2013

KETIKA KERIKIL DATANG MENERPA


Pernahkah anda mengalami masa-masa dimana pernikahan anda dihempas kerikil-kerikil tajam, hujan badai, atau bahkan tornado? Lalu, langkah apa yang anda ambil sebagai solusi?
Masalah rumah tangga bukanlah suatu hal yang aneh bagi sepasang suami isteri. Bukan pula masalah yang datang lantas dijadikan sesuatu yang dinanti-nanti. Masalah terlihat besar atau kecil tergantung pada si penerima masalah itu sendiri dalam menyikapinya. 

Seorang ibu bisa saja merasa kecewa dan marah ketika si kecil memecahkan sebuah piring. Tapi ada pula yang malah merasa senang jika belasan piring dipecahkan oleh buah hati mereka. Mengapa? Pasalnya, mau tak mau mereka harus membeli lagi piring-piring itu. Dan itu berarti barang pecah belah mereka menjadi baru, dan merupakan kesempatan emas bagi si ibu untuk memilih koleksi terbaru. Lihat? Satu masalah yang sama, namun beda menyikapinya. 
Banyak ungkapan bahwa masalah adalah suatu bentuk menuju kedewasaan. Namun, apakah setiap seseorang menerima masalah maka ia lantas berubah menjadi dewasa? Dan apakah menuju kedewasaan itu harus selalu dilalui oleh polemik? 

Badai yang hadir dalam rumah tangga merupakan sebuah ujian atas cinta dan kasih sayang dari masing-masing pasangan. Bagaimana tidak, disana tiap-tiap mereka akan terlihat karakter masing-masing. Sabar, tentu menjadi kunci utama dalam hal ini. Lantas, apa yang harus dilakukan jika badai dilema itu hadir menyapa?


Tenangkan fikiran sesaat. Renungkan apa yang menjadi pemicu hadirnya masalah. Kemudian, bicarakan dari hati-hati secara terbuka dan transparan. Usahakan jangan melibatkan pihak ketiga. Jika ingin ada pihak ketiga sebagai mediasi dan jalan keluar, gantungkan pada Tuhan. Dengan begitu, masalah yang timbul hanya kalian yang tahu. Dan itu merupakan sebuah bentuk penjagaan citra diri/aib keluarga yang harus dijaga. 

Luangkan waktu sejenak untuk sama-sama beristirahat dari kepenatan. Jika ada si kecil, titipkanlah barang sejenak agar anda bisa menikmati masa-masa berdua dahulu. Seringnya waktu bermesraan dengan pasangan menjadi salah satu penguat hubungan rumah tangga. Apa salahnya jika sesekali anda melakukan honeymoon kembali atau melakukan masa-masa romantis berdua seperti menonton di bioskop, dinner di sebuah cafe romantis atau merasakan keindahan malam di puncak gunung dengan ditemani jagung bakar dan segelas minuman hangat. Hal itu sah-sah saja dilakukan. Setidaknya minimal sebulan sekali luangkan waktu berdua melakukan hal-hal romantis a la anda sendiri, apapun bentuknya. Biasanya, disaat-saat seperti itu, perasaan dan gejolak beban yang ada di fikiran anda dengan mudah tertuang untuk dilisankan. Jadikan momen ini sebagai ajang pembenahan hubungan kehidupan anda di kemudian hari.

Maka, ketika kerikil datang menerpa... tersenyumlah. Karena itu pertanda anda akan semakin romantis saja. 

Salam hangat. Mari tebarkan cinta dan kasih sayang pada sesama.

(Trance Taranokanai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar