Senin, 18 Maret 2013

Makanan Sehat Masa Depan: Mulailah dengan Makanan Gluten Free!



Beberapa tahun lalu Saya sempat dibuat bingung dengan prilaku si kecil (2 tahun 10 bulan), setiap hari mulai dari jam 8 pagi sampai menjelang jam 11 siang dia akan menangis tanpa sebab disertai berjalan kesana kemari tanpa tujuan jelas, hal ini tidak hanya berlangsung pada pagi hari, saat selepas magrib hingga jam 8 malam, ia akan kembali menangis tanpa sebab. Tidur malamnyapun gelisah, jam 2 pagi ia sudah terbangun kadang tidak tertidur lagi. Sangat melelahkan bukan?

Saya sangat mencemaskan kualitas tidurnya ini akan mempengaruhi kesehatannya. Bukankah saat tertidur regenerasi sel akan berlangsung dan hormon pertumbuhan akan berproduksi?Oleh karena itu anak-anak memerlukan jadwal tidur yang rutin dan memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Menurut Rosalina Dewi Roeslani, Dokter Spesialis Anak dari Divisi Perinatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan Rumah Sakit Gandaria, Jakarta, Tidur sangat penting bagi anak, terutama tidur yang berkualitas. Dalam tidur nyenyak dan pulas (deep sleep), tubuh mengeluarkan hormon-hormon pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak.(sumber Sinar Harapan News)

Akhirnya Saya mendatangi salah seorang psikolog,untuk mendiagnosis apa yang dialami si kecil. Hasilnya menjelaskan bahwa anak Saya memiliki spectrum autism ringan dan perlu mengindari beberapa jenis makanan yang kiranya akanmemicu prilaku yang tidak sesuai. Saya mulai mengobservasi makanan serta minuman yang ia konsumsi terhadap prilakunya setiap hari. Hasil observasi yang saya lakukan saat itu, Saya menggunakan penyedap rasa pada masakkan, beberapa bahan makanan berpengawat seperti makanan kaleng, sosis dan nugget, susu formula dan roti(termasuk ragi sebagai pengembangnya).

Mulailah saya mencari beberapa referensi tentang bahan makanan tersebut dalam kaitannya terhadap kebutuhan khusus si kecil. Ternyata ia memiliki intoleransi terhadap gluten baik itu berupa roti, biskuit dan beberapa bahan makanan yang menggunakan bahan dasar tepung terigu, termasuk mie dan pasta.Dan untuk pencegahan saya memutuskan untuk membatasi bahkan tidak mengkonsumsi beberapa bahan makanan tadi.

Apakah Gluten itu?
Menurut Wikipedia.com, gluten adalah campuran amorf (bentuk tak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung yang dibuat darinya) beberapa serealia. Bahan gluten ini paling banyak terdapat pada gandum.Kandungan gluten dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung, dan terdiri dari protein gliadin dan glutenin.

Pada makalah, Prof Winarno, tentang Autism dan Peran Pangan, mengatakan bahwa pada pasien autis biasanya terjadi autoimun.Yang dimaksud dengan autoimun adalah seseorang memproduksi kekebalan baru yang dikembangkan oleh tubuh penderita sendiri.Sayangnya jenis kekebalan yang timbul justru merugikan tubuhnya sendiri.Penderita autis menghasilkan kekebalan justru terhadap zat-zat gizi yang bermanfaat dan penting untuk tubuh dan kemudian menghancurkanya sendiri sehingga tubuhnya kekurangan zat gizi esensial.Zat gizi yang diperlukan tidak lagi dapat diserap dan dicerna oleh tubuh, dan bahkan dimanfaatkan oleh beberapa jenis jamur yang merugikan di lambung.Alergi pangan dapat memperburuk kondisi pasien autis. Terutama dua alergen utama, yaitu: gluten (protein gandum) dan kasein (protein susu). Mengapa terjadi alergi setelah mengkonsumsi kedua jenis protein tersebut? Hal itu disebabkan karena di dalam usus halus kedua jenis protein tersebut dipecah menjadi fraksi-fraksi molokuler yang kecil yang disebut peptida (gabungan dua asam amino atau lebih). Beberapa peptida yang dihasilkan bersifat narkotika terhadap anak autis.

Berdasarkan informasi lain,berbagai penelitian dalam bidang metabolisme menunjukkan banyak anak autis yang mengalami berbagai gangguan metabolisme. Gangguan metabolisme yang banyak ditemui pada anak autis di antaranya alergi terhadap berbagai jenis makanan, pertumbuhan jamur dan 'yeast' yang berlebihan, gangguan pencernaan, dan keracunan logam berat, menurut S.A. Nugraheni,peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, tentang "Perubahan Perilaku Anak Autis Pascaintervensi Diet Bebas Gluten Bebas Casein".

Selain itu, katanya, terdapat kelainan yang ditemukan di usus anak autis berupa lubang-lubang kecil di mucosa usus dan meningkatnya permeabilitas usus yang dikenal dengan nama "leaky gut". Ia mengatakan, gluten (protein dari gandum) dan casein (protein dari susu sapi), keduanya adalah protein yang susah dicerna (peptide), terutama karena kebocoran mukosa usus yang berakibat masuk ke sirkulasi darah.Peptide tersebut tidak lama berada dalam darah, karena sebagian dari peptide itu dikeluarkan lewat urine dan sebagian lainnya masuk ke otak yang akan menempel pada reseptor opioid. Apabila sudah seperti itu, peptide ini akan berubah fungsi menjadi morfin yang dapat memengaruhi fungsi susunan syaraf pusat, sehingga timbul gangguan perilaku,(sumber Autis.Info)

Setelah melakukan diet gluten free, diantaranya mengurangi konsumsi pasta, mie dan roti serta tidak mengkonsumsi susu formula dan menggantinya dengan susu UHT, prilaku si kecil mengalami kemajuan yang positif. Ia tidak lagi menangis tanpa sebab, mulai melakukan kontak mata, bisa duduk dengan nyaman dan mulai fokus terhadap apa yang diperintahkan.

Diet gluten free ini memang tidak diperuntukkan bagi semua orang, akan tetapi menurutDonna Karn dan Alession Fasano, MD, dokter anak dan guru besar fisiologi dan obat-obatan di Mucosal Biology Research Center, University of Maryland, Amerika Serikat, sebaiknya kita menjauhi gluten, karena:
1.  Dapat membuat kita awet muda. Gandum meningkatkan kadar gula dalam darah. Di dalam darah, gula akan mengikatkan diri dengan protein. Keduanya meningkatkan kadar enzim glikasi yang merusak jaringan kolagen kulit.
2.  Menyantap makanan bebas gluten berarti menghindari karbohidrat jahat, sehingga kadar gula lebih stabil. Kelebihan karbohidrat dapat membuat kita lesu dan tidak bergairah.
3.  Dengan mengurangi menyantap makanan yang mengandung gluten, dapat mengurangi atau bahkan dapat menghindarkan kerusakan kolagen kulit yang berfungsi untuk mengekalkan elastisitas kulit kita sehingga kita selalu awet muda. Pola makan yang sehat dan teratur akan senantiasa menjaga kesehatan tubuh dan jiwa.

Sedikit informasi apakah enzim glikasi itu?Dikenali sebagai glikosilasi, glikasi adalah mengikat glukosa dan sebuah molekul protein, sehingga struktur protein yang berubah, dan aktivitas biologis yang dikurangi, atau hancur sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan usia beberapa kondisi, seperti pengerasan pembuluh darah, katarak dan penurunan aktivitas saraf.(sumber Pasal street: http://www.ArticleStreet.com/profile/darrell-miller-1676.html)

Lalu makanan apa saja yang mengandung gluten, dan mana yang tidak, berikut di antaranya:
  
Roti
Kebanyakan roti terbuat dari tepung gandum dan jelai(sejenis serealia). Termasuk muffin, bagel, croissant, burger, bahkan pizza.Penggantinya?Pilih roti yang terbuat dari kentang dan tepung beras yang kini banyak dijual di pasaran. Jangan lupa perhatikan label kemasan. Pastikan roti yang Anda beli mencantumkan label bebas gluten.Untuk beberapa kasus pemakaian ragi sebagai pengembang roti juga menimbulkan alergi, penggantinya bisa menggunakan kentang.

Mie
Rata-rata mie yang ada di pasaran terbuat dari tepung terigu.Tingkatan gluten dalam tepung terbagi dalam tiga jenis.Yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penggunaan tepung terigu yang berbeda kadar glutennya untuk satu resep yang sama, akan memberikan hasil yang berbeda. Semakin tinggi gluten, tekstur yang dihasilkan akan lebih keras.

Sereal
Banyak sereal terbuat dari gandum.Sementara hampir semua jenis gandum mengandung gluten, termasuk malt (biji gandum) dan oat.Sebagai pengganti, cobalah sereal yang terbuat dari beras atau jagung.

Pasta
Apa pun jenis olahannya, semua makanan yang terbuat dari pasta pasti terbuat dari gandum. Makanan Italia seperti makaroni, spageti, dan fettucine adalah jenis makanan yang berbahan dasar pasta.

Kue dan biskuit
Kue dan biskuit yang terbuat dari tepung terigu dan gandum tidak termasuk diet bebas gluten. Baik itu kue tradisional seperti putu mayang dan getuk lindri, maupun kue khas negara lain seperti brownies dan nastar.

Bagaimana menurut Anda setelah membaca informasi ini?Apakah harus menghindari semua makanan tersebut?Sebenarnya tidak juga, ada banyak pilihan makanan sehat yang aman gluten.Misalnya kacang-kacangan, beras atau nasi, kedelai, kentang, ikan, daging, singkong, dan ubi.Dan pasti, sayur dan buah-buahan.Ataupun menggunakan pengganti tepung terigu dari tepung mocaf, tepung sukun, tepung sagu dan tepung beras.

Kesemuanya tergantung keputusan masing-masing dalam menentukan pola hidup sehat serta konsumsi makanan sehat untuk keluarga. Menurut Saya pribadi, menentukan bahan makanan yang sehat merupakan investasi kesehatan dimasa depan.

Salam Sehat Selalu!

(Hayu Hanggani)

2 komentar:

  1. Silahkan coba food shop online gluten free dairy free:
    https://avrisa.wordpress.com

    Kami menjual roti, rice milk, chocolate dan kue-kue

    BalasHapus
  2. www.snackautisme.blogspot.com

    Menyediakan makanan diet khusus :
    GLUTEN FREE, WHEAT FREE, NUT FREE, DAIRY FREE, EGG FREE, YEAST FREE, VEGAN.

    Untuk pemesanan, pin 529490F6 (join di group yuk,biar tau varian yang baru),atau WA +62 856-4849-0085 & Line +62 813-3387-1518 (tidak melayani panggilan telp) dengan cara, ketik :
    Nama produk & jumlah # nama penerima # alamat lengkap&kode pos # no HP penerima

    Terima kasih,
    Selamat berbelanja

    BalasHapus