Beberapa tahun lalu Saya sempat dibuat bingung dengan
prilaku si kecil (2 tahun 10 bulan), setiap hari mulai dari jam 8 pagi sampai
menjelang jam 11 siang dia akan menangis tanpa sebab disertai berjalan kesana
kemari tanpa tujuan jelas, hal ini tidak hanya berlangsung pada pagi hari, saat
selepas magrib hingga jam 8 malam, ia akan kembali menangis tanpa sebab. Tidur
malamnyapun gelisah, jam 2 pagi ia sudah terbangun kadang tidak tertidur lagi.
Sangat melelahkan bukan?
Saya sangat mencemaskan kualitas tidurnya ini akan
mempengaruhi kesehatannya. Bukankah saat tertidur regenerasi sel akan
berlangsung dan hormon pertumbuhan akan berproduksi?Oleh karena itu anak-anak
memerlukan jadwal tidur yang rutin dan memiliki kualitas dan kuantitas yang
baik. Menurut Rosalina Dewi
Roeslani, Dokter Spesialis Anak dari Divisi Perinatologi Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), dan Rumah Sakit Gandaria, Jakarta, Tidur sangat penting
bagi anak, terutama tidur yang berkualitas. Dalam tidur nyenyak dan pulas (deep
sleep), tubuh mengeluarkan hormon-hormon pertumbuhan dan perbaikan sel yang
rusak.(sumber Sinar Harapan News)
Akhirnya Saya mendatangi salah seorang psikolog,untuk
mendiagnosis apa yang dialami si kecil. Hasilnya menjelaskan bahwa anak Saya
memiliki spectrum autism ringan dan perlu mengindari beberapa jenis makanan
yang kiranya akanmemicu prilaku yang tidak sesuai. Saya mulai mengobservasi
makanan serta minuman yang ia konsumsi terhadap prilakunya setiap hari. Hasil
observasi yang saya lakukan saat itu, Saya menggunakan penyedap rasa pada
masakkan, beberapa bahan makanan berpengawat seperti makanan kaleng, sosis dan
nugget, susu formula dan roti(termasuk ragi sebagai pengembangnya).
Mulailah saya mencari beberapa referensi tentang bahan
makanan tersebut dalam kaitannya terhadap kebutuhan khusus si kecil. Ternyata
ia memiliki intoleransi terhadap gluten baik itu berupa roti, biskuit dan
beberapa bahan makanan yang menggunakan bahan dasar tepung terigu, termasuk mie
dan pasta.Dan untuk pencegahan saya memutuskan untuk membatasi bahkan tidak
mengkonsumsi beberapa bahan makanan tadi.
Apakah Gluten itu?
Menurut Wikipedia.com, gluten adalah campuran amorf (bentuk
tak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam
endosperma (dan juga tepung yang dibuat darinya) beberapa serealia. Bahan
gluten ini paling banyak terdapat pada gandum.Kandungan gluten dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung, dan terdiri dari protein gliadin dan glutenin.
Pada makalah, Prof Winarno, tentang Autism dan Peran
Pangan, mengatakan bahwa pada pasien autis biasanya terjadi autoimun.Yang dimaksud
dengan autoimun adalah seseorang memproduksi kekebalan baru yang dikembangkan
oleh tubuh penderita sendiri.Sayangnya jenis kekebalan yang timbul justru
merugikan tubuhnya sendiri.Penderita autis menghasilkan kekebalan justru
terhadap zat-zat gizi yang bermanfaat dan penting untuk tubuh dan kemudian
menghancurkanya sendiri sehingga tubuhnya kekurangan zat gizi esensial.Zat gizi
yang diperlukan tidak lagi dapat diserap dan dicerna oleh tubuh, dan bahkan
dimanfaatkan oleh beberapa jenis jamur yang merugikan di lambung.Alergi pangan
dapat memperburuk kondisi pasien autis. Terutama dua alergen utama, yaitu:
gluten (protein gandum) dan kasein (protein susu). Mengapa terjadi alergi
setelah mengkonsumsi kedua jenis protein tersebut? Hal itu disebabkan karena di
dalam usus halus kedua jenis protein tersebut dipecah menjadi fraksi-fraksi
molokuler yang kecil yang disebut peptida
(gabungan dua asam amino atau lebih). Beberapa peptida yang dihasilkan bersifat
narkotika terhadap anak autis.
Berdasarkan informasi lain,berbagai penelitian dalam bidang
metabolisme menunjukkan banyak anak autis yang mengalami berbagai gangguan
metabolisme. Gangguan metabolisme yang banyak ditemui pada anak autis di
antaranya alergi terhadap berbagai jenis makanan, pertumbuhan jamur dan 'yeast'
yang berlebihan, gangguan pencernaan, dan keracunan logam berat, menurut S.A. Nugraheni,peneliti dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, tentang "Perubahan
Perilaku Anak Autis Pascaintervensi Diet Bebas Gluten Bebas Casein".
Selain itu, katanya, terdapat kelainan yang ditemukan di
usus anak autis berupa lubang-lubang kecil di mucosa usus dan meningkatnya
permeabilitas usus yang dikenal dengan nama "leaky gut". Ia
mengatakan, gluten (protein dari gandum) dan casein (protein dari susu sapi),
keduanya adalah protein yang susah dicerna (peptide), terutama karena kebocoran
mukosa usus yang berakibat masuk ke sirkulasi darah.Peptide tersebut tidak lama
berada dalam darah, karena sebagian dari peptide itu dikeluarkan lewat urine
dan sebagian lainnya masuk ke otak yang akan menempel pada reseptor opioid.
Apabila sudah seperti itu, peptide ini akan berubah fungsi menjadi morfin yang
dapat memengaruhi fungsi susunan syaraf pusat, sehingga timbul gangguan
perilaku,(sumber Autis.Info)
Setelah melakukan diet gluten free, diantaranya mengurangi
konsumsi pasta, mie dan roti serta tidak mengkonsumsi susu formula dan
menggantinya dengan susu UHT, prilaku si kecil mengalami kemajuan yang positif.
Ia tidak lagi menangis tanpa sebab, mulai melakukan kontak mata, bisa duduk
dengan nyaman dan mulai fokus terhadap apa yang diperintahkan.
Diet gluten free ini memang tidak diperuntukkan bagi semua
orang, akan tetapi menurutDonna Karn dan Alession Fasano, MD, dokter anak dan
guru besar fisiologi dan obat-obatan di Mucosal Biology Research Center,
University of Maryland, Amerika Serikat, sebaiknya kita menjauhi gluten,
karena:
1. Dapat membuat kita awet
muda. Gandum meningkatkan kadar gula dalam darah. Di dalam darah, gula akan
mengikatkan diri dengan protein. Keduanya meningkatkan kadar enzim glikasi yang
merusak jaringan kolagen kulit.
2. Menyantap makanan bebas
gluten berarti menghindari karbohidrat jahat, sehingga kadar gula lebih stabil.
Kelebihan karbohidrat dapat membuat kita lesu dan tidak bergairah.
3. Dengan mengurangi menyantap
makanan yang mengandung gluten, dapat mengurangi atau bahkan dapat
menghindarkan kerusakan kolagen kulit yang berfungsi untuk mengekalkan
elastisitas kulit kita sehingga kita selalu awet muda. Pola makan yang sehat
dan teratur akan senantiasa menjaga kesehatan tubuh dan jiwa.
Sedikit informasi apakah enzim glikasi itu?Dikenali sebagai
glikosilasi, glikasi adalah mengikat glukosa dan sebuah molekul protein,
sehingga struktur protein yang berubah, dan aktivitas biologis yang dikurangi,
atau hancur sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan
dengan usia beberapa kondisi, seperti pengerasan pembuluh darah, katarak dan
penurunan aktivitas saraf.(sumber Pasal street: http://www.ArticleStreet.com/profile/darrell-miller-1676.html)
Lalu makanan apa saja yang mengandung gluten, dan mana yang
tidak, berikut di antaranya:
Roti
Kebanyakan roti terbuat dari tepung
gandum dan jelai(sejenis serealia). Termasuk muffin, bagel, croissant, burger,
bahkan pizza.Penggantinya?Pilih roti yang terbuat dari kentang dan tepung beras
yang kini banyak dijual di pasaran. Jangan lupa perhatikan label kemasan.
Pastikan roti yang Anda beli mencantumkan label bebas gluten.Untuk beberapa
kasus pemakaian ragi sebagai pengembang roti juga menimbulkan alergi,
penggantinya bisa menggunakan kentang.
Mie
Rata-rata mie yang ada di pasaran
terbuat dari tepung terigu.Tingkatan gluten dalam tepung terbagi dalam tiga
jenis.Yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penggunaan tepung terigu yang berbeda
kadar glutennya untuk satu resep yang sama, akan memberikan hasil yang berbeda.
Semakin tinggi gluten, tekstur yang dihasilkan akan lebih keras.
Sereal
Banyak sereal terbuat dari
gandum.Sementara hampir semua jenis gandum mengandung gluten, termasuk malt
(biji gandum) dan oat.Sebagai pengganti, cobalah sereal yang terbuat dari beras
atau jagung.
Pasta
Apa pun jenis olahannya, semua makanan yang terbuat dari
pasta pasti terbuat dari gandum. Makanan Italia seperti makaroni, spageti, dan
fettucine adalah jenis makanan yang berbahan dasar pasta.
Kue dan biskuit
Kue dan biskuit yang terbuat dari tepung terigu dan gandum
tidak termasuk diet bebas gluten. Baik itu kue tradisional seperti putu mayang
dan getuk lindri, maupun kue khas negara lain seperti brownies dan nastar.
Bagaimana menurut Anda setelah membaca informasi ini?Apakah
harus menghindari semua makanan tersebut?Sebenarnya tidak juga, ada banyak
pilihan makanan sehat yang aman gluten.Misalnya kacang-kacangan, beras atau
nasi, kedelai, kentang, ikan, daging, singkong, dan ubi.Dan pasti, sayur dan
buah-buahan.Ataupun menggunakan pengganti tepung terigu dari tepung mocaf,
tepung sukun, tepung sagu dan tepung beras.
Kesemuanya tergantung keputusan masing-masing dalam
menentukan pola hidup sehat serta konsumsi makanan sehat untuk keluarga.
Menurut Saya pribadi, menentukan bahan makanan yang sehat merupakan investasi
kesehatan dimasa depan.
Salam Sehat Selalu!
(Hayu Hanggani)
Silahkan coba food shop online gluten free dairy free:
BalasHapushttps://avrisa.wordpress.com
Kami menjual roti, rice milk, chocolate dan kue-kue
www.snackautisme.blogspot.com
BalasHapusMenyediakan makanan diet khusus :
GLUTEN FREE, WHEAT FREE, NUT FREE, DAIRY FREE, EGG FREE, YEAST FREE, VEGAN.
Untuk pemesanan, pin 529490F6 (join di group yuk,biar tau varian yang baru),atau WA +62 856-4849-0085 & Line +62 813-3387-1518 (tidak melayani panggilan telp) dengan cara, ketik :
Nama produk & jumlah # nama penerima # alamat lengkap&kode pos # no HP penerima
Terima kasih,
Selamat berbelanja