Rabu, 20 November 2013

KEKUATAN SEBUAH DOA

Tahun 2007 lalu, saya pernah menyimpan sebuah artikel dari sebuah situs. Entah dari situs apa dan artikel milik siapa yang jelas, saya sangat berterimakasih dengan sang pembuat artikel. 
Semoga beliau mendapat limpahan rahmat yang tak bertepi. Amin.
Beliau membahas tentang sebuah kekuatan doa. Kira-kira begini kisah yang beliau tuliskan,

Ada seorang ibu berpakaian kumal masuk ke dalam sebuah toko. Dengan sangat terbata-bata ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah satu minggu tidak bekerja. Hal ini menjadikan keluarganya hidup tanpa penghasilan. Ia memiliki tujuh anak yang masih kecil-kecil dan sangat membutuhkan makan. Sementara, ia sudah berusaha mencari pekerjaan apapun untuk dapat menghidupi keluarganya namun tak membuahkan hasil. Si pemilik toko mengusirnya keluar. Si ibu masih berusaha meminta pertolongan pada si pemilik toko.

“Tolonglah saya, Pak. Saya janji ketika punya uang saya pasti akan lunasi.” Namun si pemilik toko tetap menolak dan mengusirnya keluar. Ternyata, ada seorang ibu muda yang sejak tadi mendengarkan pembiacaraan mereka. Ibu muda tersebut menghampiri dan berkata, 
“Biarkan ibu ini mengambil semua kebutuhan yang ia perlukan, Pak. Saya yang akan membayarnya.” Ujar ibu muda itu. Sang pemilik toko merasa malu, akhirnya ia pun berkata, 
“Tidak perlu, bu. Biar saya yang tanggung. Saya akan memberikan kebutuhan ibu ini secara gratis.” Tukas pemilik toko.
Lalu katanya pada si ibu kumal, “Apa ibu membawa daftar belanja?”
Si ibu menjawab, “Saya hanya membawa kertas kumal ini, Pak.” Jawabnya takut-takut.
“Letakkan kertas itu di dalam timbangan, dan saya akan memberikan kebutuhan ibu sesuai berat dari si kertas.” Serunya ketus. Si ibu nampak ragu dan sempat berputus asa mengingat massa dari kertas hanyalah seberapa. Namun, ia berlapang dada dan ia serahkan semua kepada Dzat Pemilik Manusia.

Maka, ibu kumal itu meletakkan kertasnya ke dalam timbangan, dan tiba-tiba saja jarum timbangan bergerak cepat kebawah. Matanya terbelalak menyaksikan kejadian itu.
“Aku tak percaya. Apakah ibu ini punya sihir?” Serunya kaget.

Si ibu kumal bergegas mengambil barang-barang kebutuhannya. Banyak kebutuhan yang ia ambil, namun tak membuat jarum timbangan beranjak naik menyamai berat kertas.
Penasaran, si pemilik toko mengambil kertas itu, dan melihat tulisan yang tertera disana.  
Dan ia pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu ternyata tertulis sebuah doa pendek:

 "Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tangan-Mu."

 Si pemilik toko terdiam. Ibu kumal itu lalu berterimakasih dan meninggalkan toko dengan berkata sekali lagi, bahwa ia pasti membayar hutangnya segera ketika memiliki uang. Si pemilik toko kemudian mengecek timbangan yang ternyata memang sudah rusak.

Dalam memulai dan menjalani bisnis, doa menjadi sebuah senjata ampuh disetiap kondisi. Dzat pemilik Alam dan isinya lebih mengetahui bobot sebuah doa. Dia juga lebih mengetahui apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Teruslah berdoa, dan jangan pernah meragukan Kuasa-Nya. Tak ada yang tak mungkin bagi-Nya. Maka, teruslah memohon pada-Nya dan bukan pada yang lain. Sesulit apapun masalah yang dihadapi, yakinlah bahwa Dzat Yang Maha Tunggal selalu ada untuk para hambaNya.





3 komentar:

  1. Khrisna Onlineshops22 November 2013 pukul 05.48

    betul do'a adalah senjata utama yang tidak boleh ketinggalan apalagi tertinggal..segala daya upaya, ikhtiar seoptimal mungkin diseertai dg do'a pengharapan yg baik dan utk kebaikan pula niscaya tidak akan yg mustahil bagi Alloh SWT utk mengabulkannya, andaikan segala daya upaya tadi ikhtiar telah dilakukan dan do'apun jga telah dipanjatkan,,belum ada yang berubah dari kita,,selanjutna adalah kepasrahan dan ketawakalan krn sisana adalah tugas Alloh..jka dikabulkan cepat hanyalah utk peluru kita agar senantiasa bersyukur andai belum dikabulkan niscaya sbg pengurang dari setiap khilaf dan dosa kita dan sebagai tabungan pertolongan dariNYA utk diberikan kepada kita jika memang telah tepat waktunya utk kita dan jika kita pun telah dipandang pantas utk memperolehnya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, setuju. Kalimat yang bijak sekali mbak Dian Khrisna.

      Hapus